Monday, July 10, 2006

Matinya Semangat Juang Seorang Demonstran

Apa jadinya orang yang dahulu berkiblat kepada kebebasan berpendapat, kini malah memberangus kebebasan berpendapat dan kreativitas orang lain?

Apa jadinya orang yang dahulu membela kehidupan para proletar kini berkiblat pada kehidupan hedonisme dan membenci karya para orang tertindas?

Mungkin tulisan ini terasa begitu klise, tetapi begitulah adanya mental bangsa kita. Mohon maaf kalau saya melanggar janji saya untuk berhenti menulis demi golongan tertentu (saya sama sekali tidak mengatakan kaum hedonis).

Tetapi memang begitulah adanya ketika seseorang sudah memiliki sedikit wewenang atau kekuasaan, mereka akan tidak ragu-ragu untuk menggunakannya. Bahkan jika hal itu bertentangan dengan prinsip dan perjuangan mereka dahulu kala.

Ketika pemikiran-pemikiran itu bukan lagi mengenai gaji buruh yang terlalu rendah, anak-anak jalanan yang tidak terurus, kesejahteraan rakyat kecil yang memprihatinkan, namun berubah menjadi pemikiran tentang hura-hura di mana kita malam ini, perempuan mana lagi yang harus kita taklukan, harus dihamburkan kemana lagi uang kita.

Contoh nyata adalah seseorang yang katanya berasal dari almamater saya sendiri, beliau sudah lama terjun di dunia politik, Akbar Tanjung. Beliau dahulu semasa kuliah pernah menjadi seorang demonstran, namun ketika beliau sudah menjadi seorang pejabat seolah-olah beliau lupa apa yang pernah dilakukannya semasa muda dahulu. Apapun yang dilakukan dan segala kebijakan yang dilakukan jauh dari tindakan untuk memperbaiki nasib rakyat kecil.

Jika semua aktivis mahasiswa yang dahulu berpikiran demi rakyat kecil berubah menjadi kehidupan hedonis semata. Apalagi yang dapat diharapkan dari generasi muda kita.

Namun tidak demikian halnya dengan idola saya, Bapak Tirto Adhi Suryo (alm). Dari awal beliau menjadi pelopor pergerakan bangsa, sampai matipun beliau berjuang meraih impiannya untuk memajukan bangsa kita. Walaupun beliau sempat dibuang dan diberangus, beliau tetap konsisten mempertahankan nilai-nilai yang dianutnya. Beliau berusaha membuat media sebagai wadah pertukaran informasi dan penggerak generasi muda untuk memajukan rakyat Indonesia. Terlihat dari surat kabar-surat kabar yang beliau terbitkan. Kapan lagi ada tokoh seperti Tirto Adhi Suryo? Seandainya beliau hidup di zaman blog yang dapat dengan mudah dibuat di era internet ini. Mungkin Pangemanann tidak perlu berusaha dengan berbagai intrik membuat suatu rumah kaca untuk Tirto Adhi Suryo.

Idola saya berikutnya adalah Pramoedya Ananta Toer (alm), walaupun beliau dibuang ke pulau Buru sekalipun, beliau tetap berkarya, beliau tetap menulis dan melahirkan karya-karya yang merupakan master piece. Tetralogi beliau yang memperkenalkan saya pada seorang Tirto Adhi Suryo, beliau tulis di pembuangannya di pulau Buru.

Saya juga pernah mengidolai seorang Budiman Soedjatmiko, dahulu ketika saya masih SMP saya bahkan mengumpulkan kliping mengenai beliau. Namun entah kenapa, rasa kagum saya terhadap beliau sedikit demi sedikit mulai sirna.

Mungkin karena saya tidak terlalu paham mengenai politik dan saya tidak paham dengan tindakan beliau yang bergabung dengan PDI Perjuangan. Mungkin karena saya tidak mengerti apa maksud visi dan misi PDI Perjuangan. Saya mungkin menyayangkan kenapa beliau tidak terus berjuang saja di bawah bendera PRD.

Namun kalau saya pikir-pikir lagi bahkan tidak ada partai politik yang saya mengerti dan saya sukai di Indonesia ini. Mungkin kalau OI nanti berubah jadi partai politik saya memilih OI :p Harap maklum terhadap tulisan saya ini, saya benar-benar buta politik.

Photobucket - Video and Image Hosting

Saturday, July 08, 2006

He treats you like a dirt

Dean: "Rory, I got something to tell you."
Rory & Dean walking under the tree
Dean: "I want to ask Lindsay to marry me."
Rory: "What, I can't believe you'll do that. I mean you so young, you only 18."
Dean: "Well thank you for supporting me, I thought you'll be happy for me. Not judging me like this. I mean, I tell you this because I want you to be the first to know, and not hearing from someone else."
Rory: "Well I'm happy for you, but you only 18, how about college? How about Lindsay? Where you gonna live? How?"
Dean: "Lindsay go with me to Connecticut State University. Why you act like this. I mean, you the one that dumpped me for Jess. But He treats you like a dirt
Rory: "Jess didn't treat me like a dirt! Jess is a nice person."
Dean: "Yeah right, do you know where he is? Does he call you about what he's doing?

Hmmm maaf kalo rada ngaco, kira-kira percakapannya gitu deh. Itu salah satu adegan yang bikin gue sedih. Entah kenapa gue sering menganggap Jess jahat banget terhadap Rory, dan berharap Rory balik ke Dean. Cowok pertama Rory yang nyaris tanpa cacat, selalu memanjakan Rory dan memprioritaskan Rory. Beda halnya dengan Jess, di saat Rory sudah jatuh cinta pada Jess dia bisa dengan cueknya bermesraan dengan Shane, cewek murahan di SMU Star Hollow yang identik dengan SMU kampung. Berbeda dengan Chilton tempat Rory bersekolah yang merupakan SMU unggulan.

Jess tidak menghubungi Rory sama sekali di weekend. Padahal Rory sudah membatalkan acara dengan kakek dan neneknya. Jess tidak pernah bisa diandalkan dalam hal apapun. Jess tidak pernah mengerti bahwa Rory sedih, dan ingin bisa menghabiskan waktu dengan Jess layaknya seorang kekasih. Bodohnya Rory, cinta memang tidak dapat memilih, karena Rory justru mencintai orang yang brengsek secara tulus, namun tidak dapat mencintai Dean yang sudah benar-benar berkorban untuknya.

Jess yang pergi meninggalkan Rory tanpa pamit. Jess yang tidak pernah berkata jujur terhadap Rory. Kenapa laki-laki seperti itu yang selalu memenangkan cinta seorang cewek manis dan lugu seperti Rory?



Namun ketika Jess benar-benar meninggalkan Star Hollow. Akhirnya dia menumpahkan semuanya pada Lorelai. "Alasan kenapa aku tidak bercerita mengenai malam itu adalah karena aku tidak ingin kamu menganggap aku seperti cewe-cewe itu. Cewe-cewe yang senang diperlakukan seperti kotoran oleh cowonya. But he does, He does treat me like dirt..."

Poor Rory.. poor girl...

Photobucket - Video and Image Hosting

Wednesday, July 05, 2006

Superman Returns

Akhirnya setelah ditunda-tunda hingga 4 hari, gue tulis juga review film ini. Pada awalnya setelah perjuangan yang melelahkan memindahkan seluruh isi blog ini dari blog yang ada di friendster. Setelah gelar gue digeser dari seorang complaining animal menjadi complained animal...

29 Juni 2006 adalah pemutaran perdana film Superman Returns, film ini cukup dinanti-nantikan para penggemar Superman. Bahkan gue yang bukan penggemar Superman pun penasaran ingin menonton film ini. Ditengah maraknya tayangan Piala Dunia, dan kalahnya Argentina, akhirnya gue nonton film ini beberapa jam sebelum pertandingan antara Brazil dan Perancis.

Ternyata gue cukup kecewa menyaksikan film ini, entah itu alurnya yang begitu lambat atau memang gue ga nyaman sama orang yang seakan-akan terpaksa nonton di sebelah gue. Cerita berjalan begitu lambat, bahkan terasa lebih lambat dari 9 Naga, entah memang sengaja dibuat lambat untuk mendramatisir suasana atau memang Superman kembali ke bumi menjadi tokoh yang cengeng.

Dimulai dengan adegan seorang nenek yang hanya ditemani anjing ketika ada gempa yang disebabkan benda asing yang melintas. Nenek ini adalah ibu angkat Superman, kemudian sang ibu memeriksa lokasi benda asing tersebut jatuh. Di situlah Superman dengan sedikit tertatih menghampiri ibu angkatnya. So far, masih cukup bersabar untuk mengikuti cerita.. tapi entah kenapa banyak hal-hal aneh.

Entah kenapa gue menganggap di awal Superman cukup jahat, bayangin anjingnya ngajak dia main lempar bola. Eh Superman ngelempar bola jauh dari jangkauan yang bisa dikejar si anjing. Bayangin kalau kalian jadi anjing, pasti bt kan, seakan-akan diberi target yang tidak akan mungkin bisa tercapai.

Adegan lain yang menggelikan adalah, waktu Superman dengan kecepatan tinggi mencoba menyelamatkan pesawat. Gila... kira-kira butuh berapa botol gel, sampe-sampe rambut Superman bisa begitu tertata rapi, lengkap dengan poni ala buntut babi di dahinya. Get real, orang ngebut di atas motor aja, dengan kecepatan ga kenceng-kenceng amat udah berantakan.

Padahal waktu Superman sempat jadi lemah gara-gara dekat kriptonit, ato terbang-terbang ringan sama si Louis Lane, rambutnya sempat kok tersibak-sibak gitu... wew mungkin itulah salah satu kehebatan seorang Superhero, rambut bisa tetap tertata rapi. Keren juga, bisa untuk iklan gel rambut si Superman nih.

Soal Superman punya anak, yah mungkin sedikit agak bisa dicerna tapi, mosok iya sih, waktu lagi berbuat, ketika Superman menanggalkan baju superheronya, Louis Lane ga nyadar kalo Superman itu Clark Kent... Superman masuk Rumah Sakit, Gawat Darurat, lagi-lagi kostum Superman dicopot, dalam keadaan sakit, dia hanya menggunakan pakaian pasien. Waktu Louis Lane dan anaknya ngebesuk, kok ya nggak bisa ngeliat kalo Superman dan Clark Kent itu orang yang sama, kan kelihatan jelas tuh.

Kemudian kalau mau ngomongin dunia percintaan, melow dan cemen banget sih superman, seperti tidak ada cewek lain saja di bumi ini. Sudah jelas yang diinginkan Louis Lane adalah ketika dia jadi Superman, ketika Superman hanya menjadi sosok Clark Kent, Louis Lane sama sekali tidak menggubrisnya. Cinta itu memang buta... ck ck ck ck [-([-([-(

Duh gue rada ga konsen juga sih ngetik blog ini. Penuh dengan rasa bingung, tulisan gue yang seperti ini saja kok ya bisa meresahkan sampai-sampai gue dilarang nulis lagi. Dan ternyata alamat blog ini sudah diketahui para pembredel kebebasan gue menulis blog di friendster... ya sudahlah..

Sekali lagi pesan-pesan saya, terutama untuk penulis skenario, sutradara, maupun aktor-aktor yang terlibat dalam pembuatan film Superman Returns, jika tersinggung silahkan telpon saya. Tapi terus terang gue memang kecewa menonton Superman Returns.

Photobucket - Video and Image Hosting