Friday, January 19, 2007

Serangga itu Namanya KECOAK

BINATANG kecil pipih berkaki enam bergerigi ini biasa muncul di malam hari dari balik dinding dan gorong-gorong. Warnanya cokelat merah kehitaman. Kemunculannya kerap kali membuat orang jijik. Apalagi, ia termasuk serangga yang susah dibasmi.

Kecoak atau lipas sudah hadir sejak 300 juta tahun silam tanpa banyak berevolusi. Ia ditakdirkan untuk bertahankan di segala musim dan iklim, dari panas yang menyengat sampai dingin yang membekukan. Kecoak bahkan lebih resisten terhadap radiasi dibandingkan dengan makhluk lain. Saat bom atom dijatuhkan di Jepang pada era Perang Dunia II, kecoak termasuk spesies yang selamat. Pembelahan sel di tubuh kecoak lebih lambat daripada pembelahan sel di tubuh manusia. Karena itu, sel tubuh mereka lebih tahan menghadapi radiasi.

Planet bumi, saat ini menghidupi lebih dari 3.000 spesies kecoak. Mereka tersebar di dalam rumah, restoran, rumah sakit hingga hutan lebat Amazon.

Hebatnya lagi, kecoak dapat bertahan hidup selama berhari-hari tanpa kepalanya. Betul, kecoak tidak butuh otak untuk alat kontrol tubuh. Ia juga tidak butuh kepala untuk bernapas. Kehilangan kepala juga tidak membuatnya kehabisan darah. Tetapi, ia membutuhkan kepala untuk makan. Jadi, kecoak tanpa kepala akhirnya akan mati juga karena kelaparan.

Di alam bebas, kecoak menjadi santapan burung, mamalia kecil, dan binatang amfibi. Namun di perkotaan, kecoak nyaris tidak punya musuh, kecuali Anda yang mati-matian berusaha membunuhnya, meski sering tidak mudah. Dan kalau Anda mengira kecoak bisa mampus dengan sekali pukul, Anda salah besar! Punggung kecoak memiliki pelindung yang kuat. Beberapa menit berselang, kecoak itu pasti sudah kabur entah ke mana. Kecuali, jika Anda membalik tubuh si kecoak.

Ketahanan kecoak diimbangi pula dengan kecepatannya berkembang biak. Dalam sebulan ia bisa menghasilkan lipas yunior lebih dari 40 ekor. Mereka kaum omnivora. Makan apa saja; feses, lem, sisa makanan di dapur, organisme mati (termasuk mayat manusia), keturunannya sendiri, bahkan bir pun dilahapnya.

Selain menyebabkan fobia pada manusia, kecoak dituding mengontaminasi makanan dengan bakteri dan penyakit. Ia juga dituduh menyebabkan gangguan pernapasan dan memicu asma.

Nah, lalu apa guna kehadiran kecoak? Binatang menjijikkan berjumlah miliaran dan susah dibasmi ini ternyata punya kegunaan. Kecoak itu bagian dari rantai makanan. Kalau ia hilang, ibarat rantai, tanpa kehadirannya, motor atau sepeda Anda tidak akan bisa berjalan. Jadi, tanpa kecoak, hewan pemangsa kecoak juga bisa lenyap. Begitu seterusnya.

Selain sebagai santapan binatang lain, kecoak juga dapat membantu membantu membersihkan lingkungan kita dari sisa-sisa organisme. Mereka kan doyan menyantap sisa-sisa organisme mati.

Jika Anda merasa sudah rajin bembersihkan rumah tetapi masih melihat kecoak menginvasi dapur Anda, jangan buru-buru merasa terintimidasi! Bergembiralah! Percaya atau tidak, ini sesungguhnya bukti bahwa lingkungan rumah anda sudah bersih. Saking bersihnya sampai-sampai tidak menyisakan makanan bagi sejumlah kecil koloni kecoak. Akhirnya, mereka nekad mengorek-ngorek sisa makanan di dapur.

Pernah dengar tidak, kecoak ternyata mengandung protein tinggi? Layak santap dong? Tepat sekali! Asal Anda tidak merasa jijik. Saya punya resepnya.

Kecoak Panggang
Bahan:
- kecoak beberapa ekor
- bawang putih secukupya
- garam secukupnya
Cara memasak:
Potong keenam kaki kecoak serta sayapnya. Buang bagian kepala. Buat irisan memanjang di bagian perut kecoak supaya bumbu meresap. Campur dengan bawang dan garam. Panggang hingga matang. Sajikan.

Nah, kalau Anda tipe penyayang binatang dan tidak tega membunuhnya, silakan dipelihara saja. Saat ini ada saja yang tertarik menjadikan kecoak sebagai binatang kesayangan. Umumnya, mereka memang tertarik pada binatang-bintang eksotis.

Seorang teman saya yang hobi memelihara hewan aneh-aneh, pernah memelihara kecoak pada waktu ia masih kanak-kanak. Jumlahnya dua ekor. Kecoak itu ia kandangkan dalam kotak sepatu dan secara regular ia beri makan. Sayangnya, kedua hewan imut itu melarikan diri saat pembantu rumah tangga teman saya membersihkan kamarnya. Menarik bukan? Mau coba?

Written by: Dria Soetomo

Photobucket - Video and Image Hosting

Monday, January 15, 2007

Kompleks

Orang yang menyebut gue kompleks pertama kali adalah salah satu senior di teknik mesin angkatan 1991. Hal tersebut pula yang menyebabkan dia untuk memilih perempuan yang simple, dan tidak memikirkan sesuatu menjadi rumit. Dia bilang, gue ini bagaikan benang kusut. Ga ada ujung dan ga ada pangkal.

Beberapa minggu yang lalu, pernyataan bahwa gue orang yang kompleks juga keluar dari mulut senior gue di teknik elektro angkatan 1993. Hal ini terlontar, ketika dia ngeliat cara nyetir gue. Dia bilang, gila ya lo, kompleks banget, kadang terlalu hati-hati, kadang ga sabaran, kadang sradak-sruduk, kadang terlalu patuh rambu-rambu.

Berikutnya, orang yang gue pikir baru kenal gue beberapa hari, juga bisa menilai bahwa gue kompleks. Menurut beliau isi kepala gue terlalu acak-acakan ga terstruktur.

Dan orang yang setiap saat mengatakan gue kompleks adalah salah seorang penasehat spiritual gue yang dengan sukses mendeklarasikan dirinya sebagai penyembah pohon. Dia selalu bilang, mbok ya orang kalo mikir sekali-kali tuh yang lurus-lurus aja, jangan dibelok-belokin dulu... hiks.. padahal gue pikir waktu baru kenal dulu, kirain pola pikir gue dan dia mirip-mirip. Beliau inilah yang ngebujukin gue baca Il Postino.

Hmmm gue pikir jadi kompleks itu bukan hal yang aneh, toh gue tinggal di kompleks perumahan...

Halah kok jadi jayus begini :p

Photobucket - Video and Image Hosting

God, that statement just really knock me…

Tulisan ini sebenarnya merupakan lanjutan dari postingan Laptop Sakit, 24 November 2006, ditulis di akhir November di saat-saat Stock Opname. Tulisan ini sempat menghilang tercecer entah ke mana, jadi walaupun mungkin udah basi... tapi setelah ketemu, gue posting aja deh...

Seperti yang gue ceritain di Laptop Sakit itu, emang hari itu Sabtu yang panjang. Kejadian tersebut terjadi di pagi hari. Siang harinya, seharusnya gue dan Agus dateng ke resepsinya mantan cowo gue itu, namun gue berpikir ulang, “Siapa gue? Diundang aja nggak kok, toh gue masih ngantuk banget.”. And then gue mandi, dan bobok-bobok-an sebentar sampai Agus datang dengan motornya. Di kamar, nerusin penginstalan aplikasi-aplikasi ke Rx3417 gue. Setelah selesai instal ada telepon, dan Agus pun sibuk mencetak-cetuk PDA gue di kamar.

Nur Rakhman yang menelepon. Dia sedang gundah gulandah jadi jomblo. Hmmm cukup membingungkan mengingat gue dan Agus di satu kamar sama-sama jomblo dan ga ngerasa ada masalah. Namun ada kata-kata Nur yang mengena di gue sebagai perempuan yang membuat gue sedikit berpikir kebenarannya.

Gue kan jelek Ndah, sebagai cowo jelek, mana ada cewek yang suka. Berhubung gue jelek gue mesti tajir. Biar cewek suka sama gue. Cewe-cewe sekarang kan pada pinter tanpa gue bilang juga tau siapa aja yang tajir.

Kesimpulan yang aneh, tapi sudah jelas bahwa justru target pasar dia adalah cewe-cewe yang hanya memandang dari materi semata. Sayang aja kalau sudah menargetkan seperti itu.

Tapi dia ada benarnya juga. Selama ini orang yang gue pertahanin mati-matian. Benar-benar gue pertahanin, kaya’nya cuma gara-gara dia memiliki fisik yang bagus… Rela direndahkan sampai terseok-seok padahal gue udah benar-benar disia-siakan. Nah itu lah kebodohan gue sebagai perempuan.

Then… tau ada perempuan cantik dan manis di kamar gue, si Nur minta diswitch untuk ngomong sama Agus.

So, benarkah kata si Nur, perempuan itu kalo nggak ngeliat fisik, yang diliat ketajiran si cowok. Gimana dengan sikap? Kecocokan? Intelegensia?

Tapi yang jelas, baik cewek dan cowok saling memenuhi. Kalau si cowo mencari cewe cantik yang menargetkan diri untuk cowok tajir. Maka pasti dengan mudah dia akan mendapatkannya. Karena banyak juga perempuan yang mempercantik diri demi mendapatkan cowo tidak ganteng yang kaya.

Mohon maaf jika ada yang tersinggung…
Cerita sabtu tersebut belum selesai, sabtu masih panjang.. sabtu sore akan saya ceritakan di postingan berikutnya.

Photobucket - Video and Image Hosting