Saturday, June 17, 2006

Basic Instinct 2

Sebenernya gue udah ngantuk banget buat bikin review ini film, tapi berhubung ada yang merequest ya sudahlah, gue usahakan untuk menulis reviewnya. Setelah perdebatan yang seru dengan temen gue antara nonton Omen dan Basic Instinct 2. Akhirnya kami memutuskan untuk menonton Basic Instinct 2, dengan alasan jam tayangnya lebih duluan, jadi bisa kelar lebih cepet. Otomatis kalo abis nonton laper masih ada tempat jual makanan yang buka.

Opening film ini dimulai dari adegan Catherine Tramell (Sharone Stone) nyetir mobil dengan kecepatan tinggi, di sebelahnya ada cowo rada2 teler. Mereka pun melakukan hal-hal yang hanya layak dilakukan orang dewasa.. he he he... Waktu tangan si cowo lagi sibuk dicelap-celup ke bagian pribadi Tramell dan si Tramell mencapai orgasme, mobil jadi ga terkendali, nabrak kaca (yah film maker hollywood selalu mendramatisir adegan kecelakaan mobil dengan cara mobil ngebut nabrak etalase toko yang terbuat dari kaca. Biar bunyi krompyang kali yah...) trus melaju sampe nyebur ke laut.

Di laut, Tramell berusaha nyelametin cowo teler itu, tapi ga berhasil. Sehingga dia cuma menyelamatkan diri sendiri, namun dia malah dijadikan tersangka pembunuh si cowo teler itu yang ternyata seorang pemain bola.. Mudah-mudahan bukan atlit World Cup 2006 ini yah :p

Film ini lebih ke arah manipulating mind. Di mana sampai akhir film ini pun kita ga pernah tau siapa pembunuh dari serangkaian orang-orang yang mati di sekitar kehidupan Tramell. Bisa jadi Tramell memang si pembunuhnya atau detektif Roy Washburn.
Tramell adalah seorang novelist, yang dapat memanipulasi pikiran orang-orang di sekitarnya agar bisa berlaku seperti yang dia inginkan dan mempengaruhi orang-orang agar percaya apa yang Tramell ingin agar orang-orang percaya. Korban paling parah yang sampai harus masuk rumah sakit jiwa justru adalah psikiaternya sendiri, Kevin Franks.

Awalnya Kevin Franks berlaku sebagai analis Tramell, namun justru Tramell yang berhasil mengorek kehidupan Franks dan mempengaruhi pikiran Franks. Dimulai dari bagaimana keinginan-keinginan hasrat seksualnya dilampiaskan (duh udah kaya' kambing yak). Dari situ mulai deh orang-orang di sekitar Tramell dan Frank pada tewas satu per satu. Dimulai dari Adam Towers, reporter majalah yang pernah mengulas mengenai detektif Washburn tapi disamarkan jadi Detektif X (mungkin biar ga ada yang komplen kaya' yg pada kebakaran jenggot waktu baca blog gue sebelum nama-nama disensor) yang diduga sering membuat barang bukti palsu kalau lagi benar-benar berkeinginan menjerumuskan si penjahat. Di situ penonton dibiarkan menabak-nebak pelakunya, antara:

- Mantan Istri Frank, Denise Glass, yang memang memiliki affair dengan Towers
- Frank, yang akan dijadikan bahan tulisan Towers, mengenai perlindungannya terhadap Chevas, penjahat yang merangkap pasiennya.
- Tramell, yang ternyata juga punya affair dengan Towers
- Roy Washburn, yang diduga memiliki dendam atas tulisan Towers

Sampai jatuh korban berikutnya, yaitu Denise Glass yang mati di kamar mandi umum, pada kasus ini Frank hampir jadi tersangka. Karena motifnya kuat, dibuat kondisi Frank ribut dengan Glass di tempat umum, kondisi seolah-olah Glass ingin melaporkan Frank karena diduga pernah melakukan kesaksian palsu di pengadilan... pokoknya dibuat sedemikian rupa sehingga orang bisa berprasangka bahwa Frank memang pelakunya (duh kaya' siapa yah, yg pinter banget merancang kondisi seperti ini :-":-")

Duh gue ngantuk banget nih.. kayaknya reviewnya ga sampe selesai deh.. intinya sih apa pun yang diomongkan Tramell serba membingungkan, karena dia bisa bikin orang yakin dan melakukan apa yang dia mau. Sampe Frank sendiri sangsi mana yang harus dia percaya Washburn atau Tramell. Sampai waktu Frank udah masuk RSJ, Tramell ngunjungin, dan berhasil memanipulasi pikiran Frank lagi, bahwa Frank yang melakukan pembunuhan itu semua. Jadi binun sendiri deh si Frank itu.

Tramell membuat kisah pembunuhan itu di novelnya yang berjudul the analyst.

Udah ah kelar.. walaupun gantung...

Sengegantung waktu Frank lagi berbuat sama Michelle Broadwin, ingin mempraktekan cara berbuat yang ada di novelnya Tramell, tiba-tiba mantan isti Frank telpon, ngasih tau kalo Towers terbunuh...

Yah emang rada maksa sih ceritanya.. seakan-akan semua affair nyambung, semua pembunuhan nyambung motifnya, yah ga jauh beda deh sama hidup kita.. sesuatu yang seolah-olah ga berkaitan jadi serba nyambung. Orang ngirim message ga mutu yang bikin gue mual, malah bisa manipulasi pikiran orang lain dan malah jadi orang yang dibela abis-abisan sampe ngorbanin pasangan sendiri... yah something like that lah...

Saking memuakkannya gue muntah lagi sampai rumah setelah nonton film ini, mengingatkan mualnya gue waktu baca message itu... kok bisa ya orang memanipulasi pikiran orang lain dengan mudahnya...

Photobucket - Video and Image Hosting

3 Comments:

Anonymous Anonymous said...

itu serius muntah2 nya ?

12:15 PM  
Anonymous Anonymous said...

Trus beda dgn yg BI 1 apa? mungkin bedanya cmn masalah lo muntah doank ya.. hehehehe

12:16 PM  
Anonymous Anonymous said...

Celap celup :D

1:40 AM  

Post a Comment

<< Home